6 Kegiatan yang Lekat dengan Santri

Menilik data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, pada tahun 2016, terdapat 28.194 pesantren yang tersebar baik di wilayah kota maupun pedesaan. Jumlah santrinya mencapai 4.290.626 santri.

Memilih hidup menjadi seorang santri bisa jadi bukan perkara mudah. Sebab, kehidupan santri yang lekat dengan dengan nilai-nilai keislaman bisa menjadi cerita tersendiri.
 
Menurut Nur Romdlon, alumni Pesantren Al Luqmaniyyah, Yogyakarta, ada beberapa kegiatan yang khas dengan kehidupan santri. Mulai dari bangun lebih pagi, hingga latihan khotbah.
 
Berikut beberapa kegiatan yang lekat dengan santri.
 
1. Bangun Pagi
 
Menurut Romdlon hidup menjadi santri tak jauh berbeda dengan kehidupan muslim pada umumnya, yakni bangun pagi untuk salat Subuh. Namun ia mengatakan, sebagai anak pondok, ia dan teman-temannya harus bangun lebih pagi.
 
"Pukul 03.30 WIB udah harus bangun buat sholat malam dan Mujahadah dilanjut salat Subuh," ujar Romdlonl.
 
2. Mujahadah
Mujahadah adalah semacam zikir bersama-sama. Romdlon menjelaskan, Mujahadah di pesantrennya dulu dipimpin olh santri senior.
 
"Enggak semua pesantren ada (Mujahadah)," imbuh Romdlon.
 
Mujahadah ini dilakukan dua kali dalam sehari, pertama setelah Salat Subuh dan kedua setelah Salat Magrib.
 
 
3. Kajian Kitab
 
Mengkaji kitab masuk ke dalam daftar hal yang sering dilakukan santri. Namun, meski sama-sama mengkaji, menurut Romdlon, setiap pesantren memiliki perbedaan dalam obyek kajian.
 
"Karena program tiap pesantren kan beda-beda. Gampangnya kurikulum di setiap pesantren beda-beda," ujar Romdlon.
 
4. Latihan Khotbah
 
Bagi laki-laki kelahiran Kudus, Jawa Tengah itu, salah satu agenda yang menarik di pesantrennya adalah saat latihan Khotbah.
 
"Iya latihan khotbah mas. Biasanya buat santri baru jadi ajang buat berbicara di depan orang banyak," tutur Romdlon.
Latihan Khotbah itu rutin dilakukan setiap Kamis malam. Biasanya, setiap orang mendapat jatah waktu 10-15 menit untuk khotbah.
 
5. Hidup Sederhana
 
Senada dengan Romdlon, menurut Chusin Asrori, alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Lampung, hidup menjadi santri sama dengan memilih hidup lebih sederhana ketimbang masyarakat pada umumnya.
 
"Dulu santri itu masak sendri. Sangat prihatin dan sedehana. Yang penting dalam sehari bisa makan walapun cuma satu kali. Yang dimasak hanya nasi dan sayur gitu aja," ujar pria yang akrab disapa Rori kepada kumparan.
 
 
6. Makan Bergerombol
 
Momen makan bersama merupakan yang paling banyak menghadirkan cerita. Duduk bersama sambil membuat lingkaran, makan di atas daun pisang, lauk seadanya seperti tempe orek atau sayur togepun tak masalah.
 
 
“Nanti lauk udah matang ditumpahin di nampan atau daun pisang, terus sayurnya juga. Baru dimakan bareng-bareng,” imbuh Rori.
 
Saat itulah suasana kehangatan di pesantren sangat terasa. Tak ada batas di antara para santri, di momen itu mereka juga banyak tertawa dan berbagi cerita.
 
Ikan, merupakan salah satu makanan 'mewah' yang tidak setiap hari disediakan untuk para santri di berbagai wilayah Indonesia. Nah, ketika ikan menjadi lauk utama santapan mereka suasana pasti menjadi lebih ramai.
 
 
 

PENERIMAAN SANTRI BARU DAAR EL-BAYAN SANTRI | PSB Online

Tahun Pelajaran 2022/2023

Kerjasama

Kerjasama dengan perusahaan, lembaga, instansi, dll.